Ketua Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kota Malang Rakai Hino Galeswangi menjelaskan sejarah Candi Jago. Foto: Asosiasi Perajin Batik Kota Malang |
Pagi itu para perajin batik berkumpul. Mereka menyatu di pelataran Candi Jago di Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu (12/10).
Mereka menggelar berbagai kegiatan mulai menunjukkan motif unggulan batik, tutorial mengenakan kain jarik, sampai batik show spesial menampilkan 30 model.
Termasuk kelas mencanting dan sarasehan dengan tema Eksplorasi Batik Malang Bermotif Binatang pada Relief Tantri Kamandaka di Candi Jago. Acara kian meriah dengan hunting foto atau mencari objek foto paling menarik.
Saat itu, Asosiasi Perajin Batik Kota Malang mengusung spirit memperingati Hari Batik Nasional.
"Malang memang manjadi salah satu tonggak peradaban di Jawa sejak era Medang, Kanjuruhan, Singhasari hingga Majapahit," kata Ketua Asosiasi Perajin Batik Kota Malang Isa Wahyudi akrab disapa Ki Demang.
Ki Demang menyatakan kegiatan kelas berkain dan hunting foto di Candi Jago menjadi bagian penting memperkenalkan eksistensi perajin batik. Juga mempromosikan batik sekaligus edukasi mengenai kekayaan sejarah yang dapat menginspirasi perajin batik Malang.
Di candi peninggalan Kerajaan Singhasari, peserta kegiatan berkesempatan hunting foto motif binatang, motif alam, dan motif heritage.
"Tinggalan relief arca dan ragam hias di Candi Jago juga bisa menjadi alternatif motif yang dapat dikembangkan oleh perajin batik Malang," tegasnya.
Dalam konteks motif batik malangan, Ki Demang memberi kebebasan pada perajin dalam menciptakan motif sesuai ide dan kreativitas masing-masing perajin.
"Perajin Batik Malang memang kaya motif mulai dari topeng, tugu, teratai serta motif-motif yang dikembangkan dari daerahnya seperti Sukun dan Blimbing," tuturnya.
Menurut Ki Demang, semua itu berkembang sesuai dengan minat dan pesanan. Jadi, sah-sah saja yang penting produktif.
"Ada motif paling tua, yaitu motif kawung yang kita dapati pada arca Prajnaparamita," imbuh Ki Demang yang juga Ketua Forkom Pokdarwis Kota Malang dan anggota TACB Kota Malang.
Gelaran memperingati Hari Batik Nasional di Candi Jago bekerja sama dengan SMAN 1 Tumpang. Acara dimeriahkan oleh komunitas perajin batik dari Kabupaten Malang.
Saat itu, Owner Batik Blimbing, Kota Malang. Wiwik Niarti memberikan tutorial 5 model mengenakan kain jarik kepada 25 model dari SMAN 1 Tumpang.
"Prihatin ya pemakaian kain jarik dan kebaya sudah banyak keluar pakem, apalagi itu di atas paha dibuat senam, joget pargoy. Itu sungguh tidak sopan," tegas Wiwik Niarti.
Wiwik yang juga wakil Kepala SMK 1 Muhammadiyah Malang mengatakan generasi muda sepatutnya mengenakan kain yang lebih anggun sesuai dengan situasi dan peruntukan acara.
Selanjutnya, Ketua Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kota Malang Rakai Hino Galeswangi menjelaskan sejarah Candi Jago.
"Ini Candi Jago yang paling kaya cerita reliefnya, para perajin batik bisa mengambil relief dan ragam hias di sini," kata Rakai Hino Galeswangi.
Rakai menambahkan relief candi bisa menginspirasi pembatik dalam membuat motif. Ada cerita Tantri Kamandaka, Aridharma, Kunjarakarna, Parthayajnya, Arjunawiwaha, dan Krisnayana.
Reporter/Editor: Bagus Suryo