Kepala Dinas Tenaga Kerja, Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (Disnaker PMPTSP) Kota Malang, Arif Tri Sastyawan. Foto: Tugusatu/Bagus |
Pemerintah Kota Malang semakin meningkatkan penyerapan tenaga kerja di pasar tenaga kerja seiring dengan pertumbuhan investasi. Hal ini akan mengurangi tingkat pengangguran yang dilaporkan di wilayah yang disebut Kota Pendidikan.
"Pj Wali Kota Malang Iwan Kurniawan mengimbau pengusaha agar mengutamakan pekerja di Kota Malang," tegas Kepala Dinas Ketenagakerjaan, Penanaman Modal, dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Satu Pintu (Disnaker PMPTSP) Kota Malang, Arif Tri Sastyawan, Jumat, 20 September 2024.
Pemerintah Kota Malang menegaskan, investor yang membuka usaha di Kota Malang harus menyerap 80% tenaga kerja lokal. Pasalnya, berbisnis kini semakin mudah. Tentu saja, para pengusaha diajak untuk berkontribusi dalam mengurangi angka pengangguran.
Pada semester I tahun 2024, lanjutnya, kinerja investasi di Kota Malang melebihi target dengan terealisasi sebesar Rp1,9 triliun dibandingkan target tahunan sebesar Rp1,4 triliun.
Tren bisnis yang paling digemari saat ini adalah sektor makanan dan minuman, disusul toko ritel modern dan pabrik rokok lintingan tangan. Sedangkan usaha kuliner semakin berkembang seiring dengan kemajuan pariwisata.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat pengangguran terbuka (TPT) di kota Malang turun dari 7,66% menjadi 6,80%. Jumlah pengangguran terbesar diwakili oleh lulusan SMA sebanyak 8.449 orang dan lulusan sekolah profesi sebanyak 8.642 orang, disusul lulusan SMA sebanyak 1.283 orang dan lulusan sekolah profesi sebanyak 6.614 orang.
Jumlah pengangguran pada tahun 2023 sebanyak 31.286 orang dari jumlah penduduk 847.182 orang.
Penulis: Bagus